Profil Desa Ngadiharjo

Ketahui informasi secara rinci Desa Ngadiharjo mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Ngadiharjo

Tentang Kami

Profil Desa Ngadiharjo, Borobudur, perpaduan agraris dan pariwisata modern. Mengulas fenomena Svargabumi, potensi edu-agrowisata, peran BUMDes, dan data demografi desa sawah Instagramable di lingkar utama Candi Borobudur, Magelang.

  • Pelopor Wisata Sawah Modern

    Desa ini menjadi rumah bagi Svargabumi, sebuah destinasi wisata fenomenal yang berhasil mengubah lanskap persawahan aktif menjadi atraksi swafoto (selfie) kelas dunia.

  • Basis Ekonomi Agraris yang Kuat

    Di balik gemerlap pariwisata, Ngadiharjo tetap mempertahankan jati dirinya sebagai salah satu lumbung padi penting di Kecamatan Borobudur, dengan mayoritas warganya masih berprofesi sebagai petani.

  • Hub Akomodasi Strategis

    Berkat lokasinya yang sangat dekat dengan Candi Borobudur dan Candi Pawon serta suasananya yang tenang, Ngadiharjo berkembang menjadi pusat homestay dan akomodasi alternatif yang otentik.

XM Broker

Di tengah ketatnya persaingan antar desa wisata di lingkar utama Candi Borobudur, Desa Ngadiharjo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, berhasil memformulasikan ulang arti dari potensi agraris. Desa yang secara historis merupakan lumbung padi ini telah melakukan lompatan kuantum, mengubah hamparan sawah yang tadinya hanya bernilai produksi pangan menjadi sebuah panggung pariwisata modern yang viral dan mendunia. Melalui fenomena Svargabumi, Ngadiharjo kini berdiri sebagai etalase agrowisata inovatif, membuktikan bahwa akar tradisi pertanian dapat bertumbuh serasi dengan ranting-ranting ekonomi kreatif digital. Profil desa per 18 September 2025 ini merekam perjalanan inspiratif sebuah komunitas yang menuai kemakmuran dari keindahan sawah mereka.

Sejarah dan Filosofi: Cerminan Tanah yang Indah dan Makmur

Nama "Ngadiharjo" sarat akan makna dan harapan. Berasal dari dua kata dalam bahasa Jawa, "Ngadi" yang berarti indah atau elok dan "Harjo" yang bermakna makmur, aman, dan sejahtera. Filosofi nama ini bukanlah isapan jempol, melainkan cerminan dari kondisi alamiah desa yang dianugerahi tanah subur dan sumber air melimpah dari lereng perbukitan Menoreh. Selama berabad-abad, Desa Ngadiharjo telah menjadi penopang kehidupan melalui hasil panen padinya yang konsisten.Kehidupan masyarakatnya secara turun-temurun berjalan dalam ritme agraris yang tenang. Mereka adalah komunitas petani yang bekerja dalam sunyi, menjadi bagian penting dari ekosistem penyangga Candi Borobudur namun jarang terekspos secara langsung oleh sorotan pariwisata. Kedekatannya dengan Candi Pawon memberinya signifikansi historis, namun desa ini baru benar-benar memasuki era baru pariwisata beberapa tahun silam ketika sebuah ide cemerlang mengubah petak-petak sawah di Dusun Gopalan dan Ngaran menjadi salah satu destinasi paling dicari di Jawa Tengah.

Geografi Persawahan dan Struktur Kependudukan

Secara geografis, Desa Ngadiharjo menempati lokasi yang sangat strategis. Wilayahnya merupakan dataran rendah yang subur, berbatasan langsung dengan desa-desa vital lainnya di lingkar satu Borobudur. Luas wilayahnya tercatat sekitar 1,85 kilometer persegi, menjadikannya desa yang relatif padat namun tertata dengan baik. Berdasarkan data kependudukan terbaru, desa ini dihuni oleh lebih dari 4.500 jiwa.Adapun batas-batas wilayah Desa Ngadiharjo ialah:

  • Berbatasan dengan Desa Tanjungsari dan Desa Karangrejo.

  • Berbatasan dengan Desa Majaksingi.

  • Berbatasan dengan Desa Bumiharjo.

  • Berbatasan dengan Desa Wanurejo dan Desa Borobudur.

Lokasinya yang diapit oleh desa-desa pariwisata utama dan sangat dekat dengan akses menuju Candi Borobudur memberikan keuntungan ganda. Struktur mata pencaharian warganya pun mengalami pergeseran signifikan. Meskipun mayoritas kepala keluarga masih mengidentifikasi diri sebagai petani, hampir seluruh lapisan masyarakat kini turut merasakan dampak ekonomi pariwisata. Banyak warga, terutama generasi muda, yang kini bekerja di sektor jasa, mulai dari staf di objek wisata, pengelola homestay, pemandu, hingga pelaku UMKM kuliner dan kerajinan.

Svargabumi: Mengubah Sawah Menjadi Surga Wisata Swafoto

Fenomena kebangkitan pariwisata Desa Ngadiharjo tidak dapat dilepaskan dari satu nama: Svargabumi. Didirikan di atas lahan sawah kas desa yang aktif, destinasi ini menawarkan konsep yang brilian. Alih-alih menggusur lahan pertanian untuk membangun wahana, Svargabumi justru menjadikan sawah itu sendiri sebagai atraksi utamanya. Di tengah hamparan padi yang menguning atau menghijau—tergantung musim tanam—dibangun puluhan spot foto yang sangat estetis dan Instagramable, mulai dari ayunan raksasa, kolam di tengah sawah, kursi gantung, hingga ranjang berkelambu.Keunikan Svargabumi terletak pada simbiosisnya dengan siklus pertanian. Pengunjung tidak hanya datang untuk berfoto, tetapi juga secara tidak langsung menyaksikan dan mengapresiasi keindahan proses bertani. Pemandangan petani yang sedang membajak sawah atau memanen padi menjadi latar belakang otentik yang menambah nilai pengalaman. "Konsep kami sederhana, kami ingin pariwisata dan pertanian berjalan beriringan, saling menghidupi. Sawah tetap produktif menghasilkan padi, dan di saat yang sama menghasilkan pendapatan dari pariwisata," jelas salah seorang pengelola Svargabumi.Dampak ekonomi dari keberadaan Svargabumi bagi Desa Ngadiharjo sangatlah masif. Ratusan warga lokal terserap sebagai tenaga kerja. Lahan-lahan parkir baru bermunculan, dikelola oleh karang taruna. Warung-warung makan dan kios oleh-oleh yang diinisiasi oleh ibu-ibu PKK tumbuh subur di sekitar pintu masuk, menciptakan perputaran ekonomi yang nyata di tingkat akar rumput.

Pemberdayaan Ekonomi Lokal dan Peran BUMDes

Kesuksesan Svargabumi menjadi momentum bagi pemerintah desa dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Ngadiharjo untuk memperkuat ekosistem ekonomi lokal secara lebih luas. BUMDes berperan sebagai agregator dan fasilitator bagi para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di desa. Mereka mendirikan sebuah galeri atau pusat oleh-oleh yang menampung dan memasarkan produk-produk unggulan warga.Produk UMKM Ngadiharjo sangat lekat dengan identitas agrarisnya. Beberapa yang menonjol antara lain aneka olahan hasil pertanian seperti rengginang, keripik pisang, dan minuman herbal. Kerajinan tangan berbasis bahan alam seperti bambu dan serat pandan juga mulai dikembangkan untuk memenuhi permintaan suvenir dari wisatawan. BUMDes secara aktif memberikan pelatihan mengenai pengemasan produk, pemasaran digital, dan manajemen keuangan kepada para pelaku UMKM agar produk mereka memiliki daya saing yang lebih tinggi.

Pertanian Sebagai Jati Diri dan Potensi Edu-Agrowisata

Di luar sorotan kamera di Svargabumi, jati diri Ngadiharjo sebagai desa petani tetap terjaga. Hamparan sawah yang tidak menjadi bagian dari objek wisata tetap digarap dengan tekun, menjadi tulang punggung ketahanan pangan lokal. Realitas otentik inilah yang kini dilirik sebagai potensi pengembangan pariwisata tahap selanjutnya: edu-agrowisata.Peluang untuk menciptakan paket wisata edukasi sangat terbuka lebar. Wisatawan, terutama dari perkotaan dan mancanegara, dapat ditawari pengalaman untuk belajar dan terlibat langsung dalam proses bertani. Paket ini bisa mencakup kegiatan seperti belajar membajak sawah dengan kerbau, menanam bibit padi (tandur), hingga memanen (ani-ani) saat musimnya tiba. Pengalaman ini tidak hanya memberikan nilai rekreasi tetapi juga edukasi mendalam tentang kearifan lokal dalam sistem pertanian dan irigasi tradisional. Pengembangan edu-agrowisata ini diyakini akan memperpanjang lama tinggal wisatawan dan memberikan diversifikasi pendapatan bagi para petani.

Tata Kelola dan Visi Pembangunan di Masa Depan

Pemerintah Desa Ngadiharjo memegang peran krusial dalam menavigasi era baru ini. Tugas utamanya ialah menciptakan regulasi yang mampu menyeimbangkan antara kepentingan pariwisata yang bergerak cepat dan keberlanjutan sektor pertanian. Salah satu fokus utama ialah pengelolaan sumber daya air agar tidak terjadi konflik antara kebutuhan irigasi sawah dan kebutuhan air untuk fasilitas wisata. Penataan ruang dan perizinan pembangunan homestay serta fasilitas pendukung lainnya juga dilakukan secara cermat untuk menjaga lanskap persawahan tetap dominan."Visi kami jelas, Ngadiharjo harus menjadi desa agrowisata terdepan yang modern namun tidak kehilangan jiwanya," ungkap Kepala Desa Ngadiharjo per September 2025. "Pembangunan pariwisata harus berdampak langsung pada peningkatan kesejahteraan petani. Kami ingin anak-anak muda di desa ini bangga menjadi petani sekaligus menjadi pelaku pariwisata yang profesional."Tantangan ke depan ialah menjaga agar desa tidak mengalami ketergantungan tunggal pada Svargabumi. Oleh karena itu, diversifikasi produk wisata, penguatan UMKM, dan pengembangan paket edu-agrowisata menjadi agenda prioritas dalam rencana pembangunan desa.

Penutup: Menuai Kemakmuran dari Keindahan Sawah

Desa Ngadiharjo telah memberikan pelajaran berharga bagi pengembangan desa wisata di Indonesia. Kisahnya adalah tentang bagaimana sebuah komunitas mampu melihat aset paling mendasar yang mereka miliki—sawah—dengan kacamata baru yang inovatif. Mereka tidak menjual kemiskinan atau keterbelakangan, melainkan menjual keindahan, produktivitas, dan kearifan dari aktivitas agraris itu sendiri. Dengan memadukan pesona abadi sawah dengan sentuhan kreativitas modern, Ngadiharjo kini tidak hanya memanen padi, tetapi juga menuai kemakmuran dan optimisme baru, membuktikan bahwa masa depan pariwisata pedesaan terletak pada kemampuannya menghargai dan mengangkat jati diri agrarisnya.